Sumber: pexels.com
Belakangan saya mulai dirasuki pikiran: barangkali memang tidak ada hal yang musti dibanggakan dengan hanya menjadi tua. Beberapa tahun yang lalu saya sempat mempunyai jawaban sendiri tentang apa yang paling penting dengan menjadi tua. Bahwa setiap waktu kita semestinya mampu belajar dari tiap kejadian yang dihadapi, itu benar versi saya. Lalu apa maqam tertinggi dari belajar itu? Saya pun pernah menemukan jawaban, yakni menjadi semakin sederhana.
Namun beberapa tahun kemudian, seseorang memberikan saya jawaban berbeda. Beliau bilang bahwa proses belajarmu akan berhasil bila telah sampai pada keikhlasan dalam penyerahan diri kepada pencipta.
Bila benar demikian, berarti saya memang harus menghabiskan seluruh hidup ini hanya untuk belajar. Sebab bahkan hingga detik saya menuliskan ini, saya masih tidak yakin tentang ikhlas itu sendiri.
Saya masih bimbang tentang apakah beribadah karena mengharapkan balasan itu sudah masuk kategori ikhlas? Setahuku ikhlas itu bahkan tak mengharapkan apa-apa. Mungkin seperti anda mencintai seseorang tapi tak mengharapkan ia membalasnya lalu ketika ia pergi dengan orang lain, engkau hanya tersenyum sambil berkata "...Saya tidak sakit hati sedikit pun, saya ikhlas melepasnya," Ah, bilapun engkau mati-matian membenarkan ucapanmu, pendapat macam itu jelas saya yakini sepenuhnya hanya bualan di bibirmu belaka.
Barangkali memang tidak ada hal yang musti dibanggakan dengan hanya menjadi tua. Tetapi satu hal yang mungkin bisa kita lakukan: berusaha menjadi baik. Dengan itu semoga menjadi jalur penyerahan diri kepada-Nya.
Semoga kita senantiasa baik-baik saja. Diberi sehat yang berberkah. Pikiran-pikiran damai. Dan masih bisa berguna demi kebaikan di manapun letak tanah yang kita pijak. Termasuk tetap saling jaga dan mencintai dia yang sedang atau akan bersama-sama kita. Dengan demikian, kelak jika usia sudah dicukupkan, paling tidak kita telah menggunakannya untuk hal baik selain diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar